Dalam blog saya di https://harjasaputra.wordpress.com pada saat memposting tulisan mengenai “Statistik Pemeluk Agama di Dunia” yang dikutip dari situs icc-jakarta.com (bulan Juli 2009), tempat penulis bekerja pada tahun tersebut. Responsnya luar biasa, dengan jumlah komentar lebih dari 100 komentar, baik komentar yang baik maupun makian atau bernada emosi pada pendapat orang lain.
Di sinilah terlihat jelas bahwa ketika berhadapan dengan “Agama”, pemeluk agama tertentu cenderung subyektif dan mengedepankan emosinya. Padahal, tujuan agama adalah untuk mendamaikan. Agama, ketika dipahami sebagai “lembaga” maka cenderung eksklusif. Tidak salah apa yang ditulis oleh Armstrong dalam buku “Sejarah Agama-agama”, agama dari rangkaian sejarah menimbulkan malapetaka, pertumpahan darah. Namun, apakah betul agama seperti itu sifatnya?
Lanjutan dari Posting ini, Di Sini…